.

Thursday, February 2, 2017

Waktu Yang Paling Tepat Untuk Mengkonsumsi Berbagai Vitamin

Banyak yang menyarankan mengonsumsi suplemen pada waktu tertentu untuk membantu pencernaan dan asimilasi gizi. Hal itu memang benar, agar penyerapan vitamin atau suplemen menjadi lebih efektif dan tidak percuma. Untuk itu, sangat penting mengetahui kapan saat tepat mengonsumsi suplemen.

Pada malam hari, konsumsilah suplemen kalsium. Hal ini karena kalsium bekerja dan dibutuhkan tubuh pada malam hari. Selain itu, mengonsumsi kalsium bisa membuat Anda tidur lebih nyenyak, karena proses penyerapannya oleh tubuh.
Selain kalsium, Anda juga membutuhkan magnesium. Jika suplemen kalsium juga mengandung magnesium, mengonsumsinya secara bersamaan adalah hal yang paling tepat. Meskipun, penyerapan magnesium lebih efektif saat siang hari.

Banyak jenis vitamin, yang penyerapannya paling baik dikonsumsi setelah makan. Vitamin tersebut adalah yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K, karena membutuhkan lemak untuk penyerapannya. Jadi, segera konsumsi suplemen vitamin tersebut setelah Anda mengkonsumsi makanan berlemak. Namun jangan mengonsumsi vitamin setelah minum susu. Kecuali vitamin C dan D, karena keduanya ketika dikonsumsi bersama susu yang mengandung banyak kalsium justru akan meningkatkan penyerapan kalsium oleh tubuh.


Selain itu, jangan mengkonsumsi vitamin setelah meminum minuman yang mengandu kafein (teh & kopi), karena justru akan menghambat penyerapan vitamin apalagi jika mengkonsumsi vitamin D. Begitu pula jika mengkonsumsi vitamin yang mengandung zat besi. Jika dilakukan akan mengganggu penyerapan zat besi sehingga bukan tidak mungkin menimbulkan anemia.

Lalu, untuk vitamin C hanya bekerja selama beberapa jam dalam aliran darah. Untuk itu, konsumsi vitamin C perlu diulang setiap tiga jam agar mendapatkan hasil maksimal. Jadi, dosis suplemen vitamin C yang diperlukan tiap hari bisa dibagi tiga.


Untuk suplemen serat, paling tepat dikonsumsi pada pagi hari. Serat akan diserap usus dengan baik saat pagi hari karena usus bebas dari pekerjaan mengolah makanan. Hal yang penting untuk diketahui adalah serat dapat menyebabkan vitamin tidak terserap tubuh, karena berfungsi sebagai lapisan ke usus.
Untuk itu, konsumsilah vitamin sebelum Anda mengonsumsi serat. Untuk probiotik, sebaiknya dikonsumsi 20 menit sebelum makan. Karena, probiotik bisa membantu proses pencernaan.

Vitamin stimulasi seperti vitamin C, sebaiknya jangan dikonsumsi sebelum tidur, karena akan membuat Anda justru terjaga.
Jika Anda mengonsumsi banyak suplemen, sebaiknya simpan dalam kotak berbeda. Sertai keterangan waktu yang tepat untuk mengonsumsinya. Letakkan suplemen yang sebaiknya dikonsumsi setelah makan, di meja makan, dan letakkan suplemen lain di tempat mudah dilihat, agar Anda tidak lupa untuk mengonsumsinya.

Kesimpulan:
  • Banyak yang mengatakan waktu yang tepat untuk mengkonsumsi vitamin adalah pada siang dan sore hari.
  • Konsumsi vitamin boleh dilakukan kapan saja namun tetap dalam batasan normal yang mampu diterima oleh tubuh.
  • Berbagai sumber vitamin tidak harus Anda dapatkan dari multivitamin, namum bisa dari sumber hewani dan tumbuhan.


Source: here, here & here

Tuesday, June 28, 2016

Awas, 5 Hal ini bikin galaumu makin parah!


Ada beberapa orang yang melakukan sesuatu hal dengan maksud untuk menenangkan diri dari kecemasan atau rasa galau. Beberapa di antaranya bahkan memilih berjalan-jalan sendiri untuk berpikir, pergi ke tempat yang jauh, dan lain sebagainya.

Faktanya, itu semua salah dan akan membuat rasa galaumu makin parah. banyak orang melakukan kesalahan saat mengalami masalah.

Ini 5 kesalahan yang bisa bikin galaumu makin parah!

1. Melewatkan makan
Melewatkan makan adalah hal terburuk yang biasa dilakukan oleh orang-orang galau. Faktanya itu akan membuat tubuh dan otak jadi tak sehat. Rasa lapar terbukti dapat meningkatkan kadar stres.

2. Kebanyakan minum kopi
Kandungan kafein dari kopi memiliki kecenderungan meningkatkan detak jantung dengan akan berakibat pada rasa gelisah. Bagi orang-orang galau, ini akan memperparah keadaan. Efek terburuk mungkin akan menyebabkan tangan berkeringat dan denyut jantung yang berlebihan.

3. Tidak tidur
Begitu banyak orang yang galau susah tidur atau tidak ingin tidur. Sehingga hal ini justru akan meningkatkan tekanan pada pikiran saat terjaga di malam hari. Padahal, tidur merupakan obat stres paling mujarab. So, jika kamu sedang galau, perbanyak waktu tidur agar tidak membuat tubuh makin tak terkendali.

4. Menyendiri
Galau dan kecemasan berlebih dapat menyeret sesorang menghabiskan waktu sendiri. jalan-jalan sendiri. Pergi ke tempat sepi, atau bahkan melamun di tempat yang jauh. Faktanya, ini bukan ide yang bagus. Justru kamu harus banyak bertemu dengan orang dan menceritakan keluh kesahmu pada orang terdekat.

5. Tidak berolahraga
Olahraga diyakini dapat melepaskan perasaan kurang baik dan membantu otak serta tubuh merasa lebih enteng. Karena biasanya orang galau sering malas-malasan dan tidak melakukan apa-apa. Efeknya tubuh akan terasa sakit semua. masalah tak terselesaikan, penyakit malah makin menumpuk.

Source

Cuma butuh satu orang teman untuk atasi stres dan depresi



Memiliki setidaknya satu teman ternyata penting untuk menjaga kesehatan mental seseorang. Hal ini dibuktikan oleh penelitian terbaru tentang kesehatan mental.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Psychiatry Research, dua dari lima orang dewasa yang mengalami depresi berat dapat mencapai kesehatan mental dengan bantuan satu sosok yang suportif di dekat mereka.

Para peneliti memeriksa lebih dari 2.500 warga Kanada yang mengalami gangguan depresi berat di beberapa titik dalam hidup mereka. Mereka menemukan fakta bahwa lama depresi tidak mempengaruhi kemampuan individu untuk mencapai kesehatan mental yang lengkap. Mereka yang mengalami depresi lebih dari dua tahun ternyata bisa sembuh total secepat pasien yang mengalami gangguan mental selama beberapa bulan.

Para peneliti menganggap kesehatan mental menyeluruh dapat terwujud ketika seseorang mendapatkan kebahagiaan, kepuasan hidup, hubungan sosial yang positif, dan kondisi psikologis yang baik setiap hari. Bebas dari depresi, kecemasan, pikiran untuk bunuh diri, dan narkoba setidaknya satu tahun penuh juga menjadi persyaratan wajib untuk mencapai kesehatan maksimal secara optimal.

"Orang-orang dewasa penderita depresi yang memiliki hubungan emosional suportif memiliki kemungkinan empat kali lebih besar untuk mencapai kesehatan mental menyeluruh dibandingkan mereka yang tidak memiliki hubungan semacam itu," kata Mercedes Bern-Klug dari University of Iowa.

"Penelitian ini memberikan pesan harapan untuk pasien-pasien yang berjuang dengan depresi, keluarga mereka dan para profesional di bidang kesehatan. Sejumlah besar individu yang sebelumnya tertekan bisa pulih dan mencapai kesejahteraan optimal," kata Esme Fuller-Thomson dari University of Toronto, salah satu peneliti.

Monday, May 16, 2016

5 People You Need When Getting Divorced


Divorce is one of the most painful life transitions I have experienced. In reflecting back on what has made this journey bearable and at times joyful — it was a tribe of people in my life who consistently reached out, showed up and offered support.

I’m generally independent but found my self in survival mode as I navigated the painful emotional swings of separation and the fear of life after marriage. If you are thinking about divorce, finding people who can provide you this support can make the journey less treacherous.

THE BASICS
I was at the end of my marriage when a casual friend called me out of the blue. I wouldn’t normally divulge the intimate details of my life to a casual friend but it was a raw moment. From that moment, this friend has called me weekly if not more to check in on me. When he calls he goes through a checklist to assess my well-being — 1) Am I eating? 2) Am I sleeping? 3) Am I making good choices in the direction of self-care? There were a tremendous amount of logistics to deal with upon separation and taking care of myself would sometimes slip. With my friend’s constant attention to the basics I would adjust my focus and begin with taking care of myself.

I’M COMING
My closest girl friend would take a call from me, listen to my voice and if I was feeling shaky she would say, “I’m coming.” She would drop whatever was going on, drive over late night to sit with me, walk with me and just be. Her presence was a comfort and reminder that I am loved.

LISTENER
Sometimes you just need to unload. Especially before you respond to a difficult email or attend an important divorce related meeting. I had so much emotion and fear running through me I needed multiple people I could call to just let it out. Friends were generous with their time and their ear. It’s important to have people that can listen with out opining and giving advice.

ADVICE GIVER
There is a time for talking and a time for listening. The advice givers were a couple of trusted people in my life who had been through a divorce and had practical guidance on how to get through. They were also professionals my husband and I hired to help us like our child mediator. When they spoke, I listened and took notes. Divorce can be complicated even in the best of circumstances. I needed coaching on everything from how to co-parent with my husband in our new circumstances to how help ease the transition to two homes for our kids.

VISIONARY
In the logistics and drama of separation and divorce it is hard to focus on what you will make for dinner let alone what your future will be like. I had multiple people in my life help me paint a picture of what was possible in this next chapter. Someone helped me thoughtfully organize my kitchen, look at my rental home and make it comfortable. Another encouraged me to re-connect with past hobbies in my time away from the kids. With hope and love around me the future seems bright even in the midst of a difficult transition.

As my husband and I head to Mediation in 28 days I am reflecting on the decision to get divorced and the process in the hope by living through this fully I can emerge on the other side in a good place.

Source

12 Things You Don’t Understand About Divorce (Until You Get One)




There’s nothing easy about getting a divorce — and the judgment you encounter from otherwise well-meaning friends and family only makes it worse. The truth is, you don’t really know what it’s like to get a divorce until you’re on the brink of getting one.

To help clear things up, we asked HuffPost Divorce readers and bloggers to share the one thing they wish people understood about ending a marriage. Here’s what they had to say:

1. Divorce isn’t an option until it’s the only option. 
“I really wish those ‘I want my first marriage to be my only marriage’ memes would just go away. No one goes into a marriage intending for it to end in divorce. Sometimes you fight like hell and work your tail off to keep your marriage afloat but realize you’re doing it alone. It takes two people to make a marriage and family work but if the other person doesn’t want to be with you, there’s not a whole lot left for you to do. It’s hard to ‘give up’ on your marriage but at some point you realize that there’s more to life and you have to do what’s best for you and the kids in the long run.” — Brittany Lewis

2. A divorce is never really “final.”
divorce 3

3. No two divorces are the same.
“This is because no two people are the same. What this adds up to is an endless combination of ways people choose to heal. Don’t judge, don’t pooh-pooh and don’t minimize the form a person’s grief takes. I was in a very controlling relationship and because of that, some of my friends thought that I would be so relieved to get out of that relationship — or that I would get over it more quickly. The truth is, you can’t really know how a person will respond.” — Lisa Miller

4. A marriage can’t be saved by one spouse alone.
“I was married in the church I grew up in. I said ‘till death do us part’ and by the end of my marriage, I was so dead inside, I felt like that should count. I did my best to work through it but I couldn’t save it by myself.” — Angela Robbins

5. You feel every emotion under the sun.
divorce coaster

6. It is possible to divorce like grown-ups.
“It does not have to end with lawyers and catty, hair-splitting BS. You can be mature and fair and split amicably. Honest.” — Jess Nelson

7. Sorry, but your breakup has nothing on a divorce.
“Divorce isn’t like the time you had a really bad breakup with a boyfriend or girlfriend. During my divorce, people would say ‘oh, yeah, I just broke up with my S.O., too.’ Nope. This is 100 times worse. On a soul level, it’s so much harder.” — Katie Shirey

8. Divorce feels a bit like a death in the family.
“I wish people would understand that divorce is a death without a funeral. It represents the end of something that started out with so much promise and hope and it’s painful when that hope dies. Sometimes I think that divorce has become so routine that it’s not taken seriously enough and that devalues marriage.” — Wendy Mooney

9. Divorce isn’t a dirty word. 
divorce 1

10. Ending a marriage is never easy.
“Divorce is anything but the ‘easy way out.’ Making the decision to get divorced is life-altering. There’s nothing easy about it.” — Aly Marie

11. The judgment isn’t helpful. 
“Don’t judge. Because your marriage could fall apart, too. When you hear about someone’s divorce, just give them space. Let them talk and don’t say, ‘Well, if I were you...’ Most of the time we just want to share and let our feelings out. Plus, most people have already done a lot of review on why the marriage ended.” — Marcia Pauluk

12. There’s a silver-lining to divorce.
divorce 4

Source

Pria, Ini 12 Hal Untuk Diketahui Soal Perceraian


Bagi seorang pria yang masuk dalam pusaran perceraian, tidak ada nasihat yang lebih baik daripada mereka yang pernah berada di dalamnya.

Dikutip dari Huffington Post pada Kamis (17/3/2016), berikut ini adalah sejumlah hal yang harus diketahui pria ketika sedang dibayang-bayangi perceraian:

1. Perceraian adalah salah satu hal kejadian yang paling meremukkan yang dialami oleh seorang pria, kecuali dibandingkan dengan kematian, tapi jangan berpikiran untuk melewati ini sendirian. Itulah mengapa kepedihannya terasa terlalu lama.

Luangkan waktu bersama dengan teman-teman pria yang dekat dan sanggup mendengarkan tanpa kebanyakan memberi nasihat. Sekadar meluapkan semuanya, tidak perlu mendapatkan nasihat.

Teman-teman dapat mendukung ketika kita merasa di paling bawah dan tidak perlu malu menghubungi mereka ketika perlu bicara. Itulah gunanya teman. €“Ken Solin, penulis Act Like A Man dan The Boomer Guide To Finding True Love Online.

2. Ketika terpikir untuk memulai suatu hubungan baru atau memperbaiki yang lama, penting mengingat bahwa kita sekarang bukanlah kita nanti ketika sudah pulih dan seimbang lagi.

Jangan biarkan "kamu yang remuk" membuat keputusan besar bagi "kamu di masa depan". Sabarlah. Jadilah "kamu" lagi, baru kemudian memutuskan apa selanjutnya. €“Matt Griswold, penulis blog Must Be This Tall To Ride.

3. Ketika saya berkencan lagi untuk pertama kalinya sesudah cerai, beberapa orang yang sudah pernah cerai mengatakan bahwa saya belum siap, terlalu dini untuk memasuki suatu hubungan. Saya meremehkan mereka karena merasa mereka tidak mengenal saya.

Sekarang saya menoleh lagi ke belakang, ternyata mereka benar. Orang tidak dapat tergesa-gesa memasuki hubungan yang baru hingga benar-benar keluar dari hubungan yang lama. €“Al Deluise, penulis blog Conflict & Scotch.

4. Tetaplah fokus kepada anak setiap saat. Pertama, memang itulah yang sepantasnya, dan, kedua, hal itu akan meringankan kepedihan yang mungkin dikatakan atau dilakukan pasangan dan repotnya gangguan yang disebabkan perceraian. Joe Seldner

5. Kehidupan bersama dengan anak-anak berkutat dengan jadwal. Miliki kalender dan, jika anak sudah cukup umur, ajarkan mereka untuk menambah acaranya sendiri ke kalender itu. Biarkan mereka melihatnya setiap hari.

Di rumah saya, jika tidak tertera dalam kalender, acara itu tidak ada. Jadwal main bisbol, menginap, acara sandiwara sekolah, konser atau acara khusus apa pun harus tertera dalam kalender. Agak merepotkan di awalnya, tapi manfaatnya luar biasa, €“Bill Flanigin.

6. Jika punya anak-anak, orangtua yang satu lagi merupakan salah satu hubungan yang terpenting bagi kita, tanpa peduli apa pun perasaan kita. Demi beberapa alasan, kita melakukan profesionalisme dan diplomasi untuk berhasil dalam karir.

Begitu juga halnya, yakni kita juga harus menunjukkan keramahan dan kepedulian kepada mantan istri, supaya bisa berhasil sebagai orangtua. Ramahlah, walaupun sulit. Manfaat bagi diri kita dan anak-anak sungguh luar biasa, €“Matt Griswold.

7. Pengacara mungkin menyebutkan dengan "€˜kunjungan"€™, namun anak-anak tidak pergi ke rumah kita sekedar sebagai kunjungan. Rumah kita adalah rumah ke dua baginya. Mereka akan tinggal di sana berserta dengan kita. Mereka perlu memiliki harapan dan keistimewaan.

Ketika anak-anak sedang bersama kita, itu bukan liburan, melainkan kehidupan. Jangan berlagak keren, jadilah seorang ayah. Kita bukan lagi bagian dari pasangan orangtua, sudah sendiri. Pikirkan baik-baik, €“Bill Flanigin.

8. Jangan mengatakan apapun yang negatif kepada anak tentang ibu mereka. Hal itu melukai mereka. Anak-anak membutuhkan kita sebagai ayah mereka yang mengajarkan mereka tentang kehidupan. €“Elliott Katz, penulis Being The Strong Man A Woman Wants: Timeless Wisdom On Being A Man.

9. Jangan mencela mantan kepada siapapun yang mendengarkan. Membosankan dan, lebih parah lagi, itulah tanda yang jelas bahwa kita belum move on.

Bagian besar dalam pemulihan adalah pengertian tentang bagian kita dalam pernikahan yang gagal itu, dengan pengecualian soal penyalahgunaan narkoba, karena dua belah pihak ikut andil dalam kegagalan.

Mengerti mana yang menjadi bagian kesalahan kita membantu untuk tidak mengulangi perilaku yang sama dalam hubungan berikutnya, €“Ken Solin.

10. Luangkan waktu satu jam dalam sehari untuk merenungkan tentang apa yang terjadi dalam hidup kita. Satu jam sesuai pilihan kita. Jika kita mulai terpikir tentang perceraian kita di hari itu, singkirkan dan katakan kepada diri sendiri, "€œSaya akan memikirkan itu nanti jam enam."

Jika kita luput jadwalnya karena suatu alasan, tunggulah hingga esok hari. Pada akhirnya, tanpa disadari, kita akan semakin memerlukan waktu perenungan itu, €“Al Deluise.

11. Jangan mengharapkan akhir yang cepat. Saya ingat waktu itu 6 bulan sesudah perceraian dan menceritakan kepada seorang lain betapa senangnya karena sudah hampir tuntas. Ia tertawa dan mengatakan kepada saya belum tuntas.

Empat tahun kemudian, saya masih saja di dalamnya. Saya sepakat dengan dia, €“Joe Seldner.

12. Saya bersyukur untuk segalanya yang telah saya miliki. Saya bersukur bahwa saya memiliki 5 orang anak di dalam hidup saya yang terus menerus menghadiahi saya dengan cinta dan keberhasilan mereka.

Saya beruntung memiliki daftar panjang hal-hal yang saya syukuri, yang saya tambahkan setiap minggu. Ketika saya sedang gundah, saya membacanya dan langsung ceria lagi, Matt Sweetwood.

Source

The Truth About Moving On From Your Ex After Divorce

There’s no timetable for grieving the end of a marriage.

Some people find the process of moving on after divorce surprisingly uncomplicated. (You know, the kind of folks who say they had moved on from their ex long before their marriage was legally over.) For others, closure is a lot harder to come by.

The good news? Your brain may be hardwired to help you move on. According to a study published earlier this year in the journal Review of General Psychology, humans may be built to experience the pain of a split and move on to a new partner.

Even so, getting through those first initial months and even years after divorce isn’t going to be easy. To help you out, we asked relationship experts and HuffPost Divorce readers for their best advice on moving forward after divorce. Read their tried-and-true tips below.

1. Understand that there’s no timeframe for recovering from divorce — and that’s OK.

There will be days when you feel amazing and glad to be free of your ex — and days when getting out of bed seems like more trouble than it’s worth. As divorce coach Kira Gould discovered firsthand, divorce recovery is not a linear process.

“There were times in the beginning of my divorce when I knew in my soul that I was done and over it — and there are days now, six years later, when I am surprised to think fondly of my ex,” she said. “When you have a past that was long and intricately entwined, those feelings don’t go away overnight.”

2. If you have kids, note that the process will be even harder.

While it’s great to behave like grownups and co-parent for your kids’ sake, having to see your ex every time he or she swings by makes it a lot harder to move on, said HuffPost reader Diane Caron.

“Whether you have children together does make a difference,” she said. “It’s something that we have to live with for the rest of our lives, even if we do move on.”

3. Remind yourself that you’re capable of moving on after divorce.


Don’t get too hung up on the theory that it takes half the length of the relationship‘s duration to process a breakup. You’ll feel more empowered once you accept that you’re in charge of moving on, not a calendar, divorce coach Emma Heptonstall said.

“Recovering from divorce is ultimately about being willing to let go,” she said. “Letting go frees up emotional space, physical space and creates a path on which you can move forward. Being open to the possibility that you might be able to move on is the first sign that you already have.”

4. Make a point to define who you are outside of the marriage.

Instead of fixating on moving on, try focusing on yourself and re-embracing the goals and interests you may have put aside during your marriage, said reader Barry Fraser.

“I don’t think there’s an exact timeframe for moving on but what I do think helps immensely is regaining confidence in yourself,” he said. “Chances are, your relationship changed who you were and you lost your identity or self worth.”

5.  Take comfort in knowing you might experience a moment where you finally feel free of the past. 

For writer Amy Koko, the moment she knew she was over her ex (or as over an ex as you can be when you have kids) happened unexpectedly on Thanksgiving, two years post-split.

“The year before I had looked around and felt an overwhelming sadness for the one person who would never again be sitting at head of my table,” she said. “This year as we laughed at the table, I felt a flush of warmth remembering how my ex always drank a glass of egg nog with his turkey dinner. In that moment, I hoped he was enjoying his day as much as I was…and that’s when I knew.”

6. But don’t be surprised if a new wave of sadness hits after you thought you had processed your grief.

Six months after her “drama”-filled divorce was finalized, HuffPost blogger Lindsey Light felt emotionally ready to date again. But then, seemingly out of the nowhere, she experienced another bout of sadness.

“Today, I find myself still dealing with some of the repercussions of my divorce and marriage,” she said. “We were together seven years; I think it’s good that I’m aware of this as I move forward in my life and relationships. That said, I can say with certainty that I am no longer bitter or heartbroken — and I definitely don’t have any romantic feelings left for my ex.”

7. Don’t put too much pressure on yourself to get over it.

We put a lot of pressure on ourselves to move on after divorce — but maybe instead the goal should be some version of closure from the past, said psychologist Andra Brosh.

“One of the greatest misperceptions of divorce is that it’s something you move on from,” she said. “The end of a marriage can be grieved and embraced as a life experience, but the mark it leaves can never be erased.”

8. Down the road, try to look back fondly on the good times you had with your ex. (You know there were some good times.) 

It’s healing in its own way to look back on the years you spent with your ex with a sense of appreciation, said Gould.

“I like to think that my ex still has a small place in my heart that’s compartmentalized,” she said. “I honor the time we had together, but limited in a healthy way.”

Source

Kiat Melanjutkan Hidup Setelah Perceraian

Sejumlah orang mendapati bahwa proses melanjutkan (move on) setelah perceraian ternyata tidak sulit. Biasanya hal ini dikatakan oleh mereka yang sudah move on dari pasangannya jauh sebelum pernikahan usai. Bagi orang-orang lain, melewatinya terasa jauh lebih sulit.

Untungnya, otak dirancang untuk membantu kita menyintas (survive). Menurut penelitian yang diterbitkan pada awal 2015 dalam jurnal Review of General Psychology, manusia dirancang untuk mengalami sakitnya berpisah dan move on menuju pasangan baru.

Walaupun begitu, melewati beberapa bulan permulaan dan bahkan tahun-tahun setelah perceraian tidaklah mudah. Dikutip dari Huffington Post pada Selasa (2/2/2016), berikut ini adalah sejumlah masukan dari pembaca dan para pakar hubungan tentang bagaimana melanjutkan hidup setelah perceraian:


1. Pahamilah bahwa tidak ada jangka waktu tertentu untuk pemulihan dari perceraianĆ¢€”dan itu tidak apa-apa

Ada hari-hari di mana kita merasa lega dan gembira telah terbebas dari mantan, €”dan hari-hari di mana bangun tidur terasa lebih berat. Seperti dialami secara langsung oleh pendamping perceraian Kira Gould, pemulihan perceraian bukanlah suatu proses yang linier.

"€œAda masa-masa di awal perceraian saya di mana jiwa saya sadar bahwa saya sudah tuntas dan melewatinya, €”dan ada hari-hari sekarang ini, setelah 6 tahun berlalu, ketika saya terkejut karena memikirkan mantan dengan kangen," katanya.

"€œKalau kita memiliki masa lalu yang panjang dan sangat berhubungan satu sama lain, perasaan-perasaan itu tidak pergi hanya dalam semalam."€


2. Jika memiliki anak, camkanlah bahwa proses ini akan lebih berat

Walupun tampak hebat berperilaku seperti orang dewasa dan menjadi orangtua bersama demi sang anak, pertemuan sesekali dengan mantan membuatnya lebih susah untuk move on, demikan menurut pembaca Diane Caron.

Katanya, "€œMemiliki anak bersama memang membuat perbedaan. Hal itu adalah sesuatu yang harus kita jalani seumur hidup, bahkan ketika kita sudah move on."


3. Ingatkan diri sendiri bahwa kita mampu move on setelah perceraian

Jangan terlalu berkutat pada teori yang menyatakan perlu setengah dari jangka waktu hubungan untuk memproses perpisahan. Kita akan lebih kuat ketika memahami bahwa kita bertanggungjawab untuk bisa move on, bukan karena ukuran kalender, demikian kata pendamping perceraian Emma Heptonstall.

"€œPulih dari perceraian pastinya adalah tentang kemauan untuk berlapang dada. Berlapang dada membebaskan sejumlah ruang emosional dan ruang jasmani sehingga menciptakan jalan untuk kita bergerak maju. Terbuka kepada kemungkinan bahwa kita bisa move on adalah tanda pertama bahwa kita memang sudah move on."


4. Pertegas untuk menentukan siapa diri kita di luar pernikahan

Daripada terpaku pada usaha untuk move on, cobalah fokus pada diri sendiri dan meraih lagi sasaran dan kegemaran yang pernah kita singkirkan selama pernikahan, kata pembaca Barry Fraser.

Katanya, "€œSaya rasa tidak ada jangka waktu yang pasti untuk move on tapi saya kira yang dapat sangat membantu adalah meraih lagi kepercayaan diri kita. Bisa jadi, hubungan itu telah mengubah diri kita dan kita kehilangan jati diri ataupun nilai diri."€


5. Terhiburlah karena mengetahui bahwa kita kemungkinan mengalami saat di mana kita akhirnya merasa terbebas dari masa lalu

Penulis Amy Koko menyebutkan bahwa saat dimana ia tahu bahwa ia sudah tuntas dengan mantannya (atau setuntas yang kita rasa kalau mempunyai anak) terjadi secara tidak diduga pada hari Thanksgiving, tepat 2 tahun setelah berpisah.

"€œSetahun sebelumnya saya melihat sekeliling dan merasakan kesedihan yang luar biasa tentang seseorang yang tidak akan pernah lagi duduk bersama di kepala meja," katanya.

"€œTahun ini, sambil tertawa di meja, saya merasakan percikan kehangatan mengingat bagaimana mantan saya selalu minum racikan telur dengan makan malam kalkunnya. Pada saat itu, saya berharap ia menikmati harinya sebagaimana saya menikmatinyaĆ¢€¦dan itulah waktunya saya tahu."€


6. Tapi jangan kaget kalau gelombang kesedihan baru datang menerpa setelah kita sangka kita sudah memproses rasa duka

Selama 6 bulan setelah perceraian penuh drama diselesaikan, seorang blogger Huffington Post bernama Lindsey Light merasa siap secara emosional untuk berpacaran lagi. Tapi kemudian, entah dari mana, ia lagi-lagi mengalami rasa sedih.

"€œHari ini, saya merasakan masih menghadapi sejumlah penyesalan percerceraian dan pernikahan saya. Kami pernah bersama selama 7 tahun. Baguslah saya menyadari hal ini sambil bergerak maju dalam kehidupan dan hubungan. Walaupun begitu, saya dapat mengatakan dengan pasti bahwa saya tidak lagi pahit atau remuk hati, €”dan saya pastinya tidak lagi memiliki perasaan romantis apapun tersisa bagi mantan saya."


7. Jangan terlalu memaksakan diri untuk melewatinya

Kita terlalu menekan diri sendiri untuk move on setelah perceraian, €”tapi mungkin sebaiknya tujuannya adalah cara menutup masa lalu, kata ahli psikologi Andra Brosh.

"Salah satu cara pandang yang paling salah tentang perceraian adalah bahwa itu merupakan hal yang kita bisa lupakan. Akhir suatu pernikahan dapat mendukakan dan diterima sebagai pengalaman hidup, tapi bekas yang ditinggalkannya tidak akan pernah bisa dihapus,€ katanya.

8. Sambil berjalan maju, coba kenanglah kembali waktu-waktu indah bersama dengan mantan (pastilah ada waktu-waktu yang indah)

Hal demikian merupakan pemulihan dengan melihat kembali pada tahun-tahun yang diluangkan bersama mantan dengan rasa menghargai, kata Gould.

"Saya pikir mantan saya masih memiliki ruang kecil di hati saya secara khusus. Saya menghargai waktu yang kami jalani bersama, tapi terbatas secara sehat."

Source